Ketua Umum Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) Perhiptani Ir. H. Isran Noor, M.Si., Rabu 23 Januari 2013
melantik Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perhiptani Kabupaten Karawang periode
2013-2017 di Aula Husni Hamid Pemda Karawang.
Hadir pada acara
tesebut Bapak Penyuluh Indonesia Dr. Ir. H. Salmon Padmanagara, Dr. Sumitro
advisor pakar penyuluh Indonesia, mantan Kapusluh Ir. Mulyono Machmur, M.S., Bupati
Karawang beserta wakilnya, Komisi B DPRD Karawang, Pengurus DPW Perhiptani Jawa
Barat, dan sejumlah undangan dari OPD terkait.
Mengawali
sambutannya, H. Salmon Padmanagara
menyatakan selamat kepada pengurus DPD yang dilantik. Selanjutnya beliau
menekankan kepada DPD perhiptani Karawang sebagai lembaga profesi penyuluh, harus
bisa mengangkat harkat martabat penyuluh dan petani.
Petani adalah pusat
perhatian dari penyuluh. Petani harus pintar, penyuluh harus jadi milik petani,
Bank harus jadi milik petani, Kooperasi milik petani, dan semua yang berhubungan
dengan petani harus jadi milik petani. Demikian H. Salmon menambahkan.
Pada penutupan
sambutannya beliau menghimbau agar generasi baru harus mencontoh kepada
generasi lama, program pemerintah harus dijabarkan kepada program petani.
Petani jangan dijadikan obyek tapi jadikanlah sebagai subyek. Selama petani
dijadikan obyek maka pembangunan pertanian mustahil tercapai.
Bupati Karawang Drs. H.
Ade Swara, M.M., menyatakan bahwa dalam
meningkatkan ketahanan pangan, perhiptani harus berperan sesuai kode
etik dan bisa sejajar dengan organisasi lainnya. Para penyuluh sebagai pejabat
fungsional dan perhiptani sebagai organisasi profesi harus dekat degan petani
melalui konsep pendekatan sosial, partisipatif, dan inovatif.
Ketua Umum DPP
Perhiptani Ir. H. Isran Noor, M.Si. dengan suara lantang beliau memohon agar
DPD Karawang yang baru dibentuk dan akan dilantik, bersama-sama dengan seluruh anggota dapat mengemban amanah
masyarakat. Karena menurut beliau,
kejadian surplus beras indonesia tahun 1984 adalah berkat kerja keras para
penyuluh. Menurutnya hasil evaluasi Bank Dunia NFCEP tahun 1984 dengan proyek
NAEFnya peran penyuluh pada pembangunan pertanian adalah sebesar 65 %.
Selain mengungkit
sejarah masa jayanya perberasan di Indonesia dengan segala aspek yang terkait
terutama besarnya peranan penyuluh, beliau menghawatirkan tentang prediksi
saat-saat Krisis Pangan Dunia.
Menurut kepala-kepala
negara dan pemerintahan, bahwa ancaman pangan dunia mulai serius. Hal ini perlu
ditangani bersama-sama di seluruh negara karena menyangkut kebutuhan rakyat
yang primer dan hakiki. Demikian H. Irsan Noor.
Ditambahkan pula
olehnya bahwa akan terjadinya krisis pangan dunia khususnya di Indonesia terjadi
akibat jumlah penduduk yang semakin bertambah dengan cepat, banyaknya alih
fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman dan industri, terjadinya alih
komoditas yang dikonsumsi dari non beras ke beras, dan diversifikasi komoditas
pangan yang terabaikan.
Selain itu, menurutnya
sarana dan prasarana pertanian harus diperhatikan terutama jaringan irigasi
yang telah rusak parah. Beliau yakin sekali bahwa target 10 juta ton beras pada
tahun 2014-2015 tidak akan tercapai jika sarana pengairannya tidak diperbaiki.
Para penyuluh
diharapkan meningkatkan pengetahuan dengan banyak membaca agar mempunyai
wawasan yang lebih luas, jangan sia-siakan waktu, singkirkan sigma-sigma
negatif. Demikian himbauannya.
Pada penutup
sambutaanya, H. Isran Noor menyumbangkan
dana sebesar 100 juta rupiah bagi bencana banjir di Kabupaten Karawang. Selesai
sambutan, dilanjutkan dengan melantik pengurus DPD Perhiptani Kabupaten
Karawang.