Penyerangan organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) berkaitan dengan empat sukses pembangunan pertanian.
Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertanian Dr. Ir. Rusman Heryawan pada
pembukaan Pekan Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tanaman Pangan di Balai
Besar Peramalan OPT Jatisari Karawang 27 Agustus yang lalu.
Pekan Peramalan OPT
Tanaman Pangan di BBPOPT dilaksanakan mulai hari Senin sampai Jum’at 26-30 Agustus
2013. Turut hadir pada acara tersebut Direktur Jenderal Tanaman Pangan Ir Udhoro
Kasih Anggoro, M.S., Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Ir. Erma Budiyanto,
M.S., serta Direktur Lingkup Ditjen Tanaman Pangan, Pejabat
Eselon II Lingkup Kementerian Pertanian, Narasumber dan Stakeholders OPD terkait tingat Provinsi
Jawa Barat dan Kabupaten Karawang, akademisi (dosen), Para Penyuluh dan Petugas OPT, Para petani dan juga mengundang sebanyak 1400
pelajar di sekitar Karawang, mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA/Sekolah
Kejuruan.
Peserta yang telah mengkonfirmasi
untuk hadir pada Pekan Peramalan ini berjumlah lebih dari 2.500 orang.
Selanjutnya Wamentan
menguraikan, bahwa serangan OPT akan berpengaruh terhadap empat sukses
pembangunan pertanian secara langsung maupun tidak langsung. Pencapaian
swasembada dan swasembada berkelanjutan khususnya pencapaian peningkatan beras
10 juta ton pada tahun 2014 akan terganggu bila ada penyerangan OPT. Demikian
pula terhadap diversifikasi pangan, penyelamatan tanaman penghasil karbohidrat non
beras dan non karbohidrat mutlak harus diaksanakan. Bila penyerangan OPT terjadi,
maka agribisnis dalam hal ini peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor akan
terganggu pula. Sehingga sukses peningkatan kesejahteraan petanipun tidak
tercapai dengan optimal.
Disampaikan pula
olehnya, saat ini di berbagai daerah terutama di karawang alih fungsi lahan
semakin marak. Beliau mengharapkan Undang-undang Perlindungan Lahan
Berkelanjutan supaya dijadikan acuan.
Menyinggung tentang
succes story hasil penelitian teknologi, teknologi yang sering dihasilkan belum
secara masif diimplementasikan ke lapangan. Banyak yang dihasilkan, namun
sedikit yang baru dimanfaatkan tambahnya.
Pada akhir sambutannya
beliau menyeru, bahwa pengamatan OPT bukan saja tugas dari pemerintah tapi
tugas bersama terutama para petani. Pemerintah hanya membimbing jalan yang
benar kepada petani. Selain itu beliau mengharapkan ada tanggung jawab dari
dunia usaha pestisida supaya memikirkan keseimbangan dan kelestarian
lingkungan.
Kepala Balai Besar
Peramalan OPT, Ir. Sarsito Wahono Gaib Subroto, M.M., Pada laporannya sebagai
Ketua Penyelenggara menyampaikan, bahwa Kegiatan Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan ini merupakan salah satu wujud
partisipasi BB-POPT dalam mendukung
Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Dilakukan sosialisasi
berbagai teknologi praktis untuk penanganan OPT baik melalui teknologi
pengamatan, peramalan OPT, dan penerapan teknologi pengendalian yang ramah
lingkungan. Oleh karena itu menurutnya, tema
dalam kegiatan pekan peramalan OPT ini, mengusung tema “Melalui Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan, Kita Masyarakatkan
Penerapan Pertanian Ramah Lingkungan”.
Kegiatan pekan peramalan OPT tersebut
menurut Gaib, bertujuan untuk menyebarluaskan informasi pengamatan, peramalan,
dan teknologi pengendalian OPT khususnya padi serta memasyarakatkan proses
budidaya tanaman padi yang ramah lingkungan. BB-POPT berupaya menunjukkan
berbagai teknologi untuk mengoptimalkan
potensi hasil tanaman yang lebih baik, dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.
Menurutnya, dalam
usianya yang ke 25, BB-POPT telah memiliki beberapa teknologi pengamatan,
peramalan, dan pengendalian OPT (P3OPT) yang laik untuk disosialisasikan kepada
pengguna khususnya kepada masyarakat
petani. Oleh karena itu Penyelenggaraan Pekan Peramalan OPT diharapkan
dapat menjadi salah satu upaya percepatan
arus diseminasi dan adopsi teknologi kepada masyarakat/pengguna, dan sekaligus
dapat dijadikan sarana membangun komunikasi antar lembaga pemerintah maupun
swasta, seperti peneliti, akademisi, penentu kebijakan, penyedia produk dan jasa di
bidang perlindungan tanaman, Penyuluh, POPT, Mantri Tani/KCD, petani dan
masyarakat umum.
Dalam Pekan Peramalan OPT digelar beberapa
kegiatan, antara lain : seminar dan sarasehan, yang tujuannya adalah untuk
menyampaikan informasi dan isu terkini yang berkaitan dengan bidang
perlindungan tanaman sekaligus menguatkan sambung rasa diantara kita; pameran
di lapangan dengan tujuan agar petani dan petugas dapat melihat secara langsung
pemanfaatan teknologi perlindungan; pameran Indoor untuk memperlihat produk,
dan sarana produksi yang dapat dipilih oleh para petani untuk meningkatkan
produksi di lahan usahataninya, Pelatihan Pengamatan, Peramalan, dan
Pengendalian OPT serta pelatihan singkat
tentang pemanfaatan/perbanyakan Agens Hayati dalam rangka pemberdayaan petani
dan petugas.
Para narasumber yang
menyampaikan makalahnya dalam seminar berasal dari Badan Litbang Pertanian,
Institut Pertanian Bogor (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi, Himpunan Masyarakat Pestisida Nasional (HMPN) yang
diwakili oleh PT Biotis Agrindo maupun dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Pada tanya jawab dengan
audien, pada umumnya pertanyaan audian mengarah kepada kehawatiran motto “
Karawang Sebagai Lumbung Padi Jawa Barat dan pemasok Stok Pangan Nasional” akan
pudar. Hal ini berdasar kepada makin sempitnya lahan pertanian akibat alih
fungsi lahan dari sawah menjadi perumahan dan kawasan industri.
Acara ditutup dengan
do’a yang dipimpin oleh Drs. Ujang Rahmat, M.M.
Pemukulan Gong
oleh Wamentan pada saat pembukaan Pekan Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan
Tanaman Pangan (Poto : Koleksiku/Ttg).