Senin, 23 September 2013

PENYERANGAN OPT BERKAITAN DENGAN EMPAT SUKSES PEMBANGUNAN PERTANIAN



Penyerangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) berkaitan dengan empat sukses pembangunan pertanian. Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertanian Dr. Ir. Rusman Heryawan pada pembukaan Pekan Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tanaman Pangan di Balai Besar Peramalan OPT Jatisari Karawang 27 Agustus yang lalu.
Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan di BBPOPT dilaksanakan mulai hari Senin sampai Jum’at 26-30 Agustus 2013. Turut hadir pada acara tersebut Direktur Jenderal Tanaman Pangan Ir Udhoro Kasih Anggoro, M.S., Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Ir. Erma Budiyanto, M.S., serta Direktur Lingkup Ditjen Tanaman Pangan,  Pejabat  Eselon II Lingkup Kementerian Pertanian, Narasumber  dan Stakeholders OPD terkait tingat Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Karawang, akademisi (dosen), Para Penyuluh dan Petugas OPT, Para petani dan juga mengundang sebanyak 1400 pelajar di sekitar Karawang, mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA/Sekolah Kejuruan. Peserta yang telah mengkonfirmasi untuk hadir pada Pekan Peramalan ini berjumlah lebih dari 2.500 orang.
Selanjutnya Wamentan menguraikan, bahwa serangan OPT akan berpengaruh terhadap empat sukses pembangunan pertanian secara langsung maupun tidak langsung. Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan khususnya pencapaian peningkatan beras 10 juta ton pada tahun 2014 akan terganggu bila ada penyerangan OPT. Demikian pula terhadap diversifikasi pangan, penyelamatan tanaman penghasil karbohidrat non beras dan non karbohidrat mutlak harus diaksanakan. Bila penyerangan OPT terjadi, maka agribisnis dalam hal ini peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor akan terganggu pula. Sehingga sukses peningkatan kesejahteraan petanipun tidak tercapai dengan optimal.
Disampaikan pula olehnya, saat ini di berbagai daerah terutama di karawang alih fungsi lahan semakin marak. Beliau mengharapkan Undang-undang Perlindungan Lahan Berkelanjutan supaya dijadikan acuan.
Menyinggung tentang succes story hasil penelitian teknologi, teknologi yang sering dihasilkan belum secara masif diimplementasikan ke lapangan. Banyak yang dihasilkan, namun sedikit yang baru dimanfaatkan tambahnya.
Pada akhir sambutannya beliau menyeru, bahwa pengamatan OPT bukan saja tugas dari pemerintah tapi tugas bersama terutama para petani. Pemerintah hanya membimbing jalan yang benar kepada petani. Selain itu beliau mengharapkan ada tanggung jawab dari dunia usaha pestisida supaya memikirkan keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
Kepala Balai Besar Peramalan OPT, Ir. Sarsito Wahono Gaib Subroto, M.M., Pada laporannya sebagai Ketua Penyelenggara menyampaikan, bahwa Kegiatan Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan ini merupakan salah satu wujud partisipasi BB-POPT dalam  mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Dilakukan sosialisasi berbagai teknologi praktis untuk penanganan OPT baik melalui teknologi pengamatan, peramalan OPT, dan penerapan teknologi pengendalian yang ramah lingkungan.  Oleh karena itu menurutnya, tema dalam kegiatan pekan peramalan OPT ini, mengusung tema “Melalui Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan, Kita Masyarakatkan Penerapan Pertanian Ramah Lingkungan”.
         Kegiatan pekan peramalan OPT tersebut menurut Gaib, bertujuan untuk menyebarluaskan informasi pengamatan, peramalan, dan teknologi pengendalian OPT khususnya padi serta memasyarakatkan proses budidaya tanaman padi yang ramah lingkungan. BB-POPT berupaya menunjukkan berbagai  teknologi untuk mengoptimalkan potensi hasil tanaman yang lebih baik, dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.
Menurutnya, dalam usianya yang ke 25, BB-POPT telah memiliki beberapa teknologi pengamatan, peramalan, dan pengendalian OPT (P3OPT) yang laik untuk disosialisasikan kepada pengguna khususnya kepada masyarakat  petani. Oleh karena itu Penyelenggaraan Pekan Peramalan OPT diharapkan dapat menjadi salah satu upaya percepatan arus diseminasi dan adopsi teknologi kepada masyarakat/pengguna, dan sekaligus dapat dijadikan sarana membangun komunikasi antar lembaga pemerintah maupun swasta, seperti peneliti, akademisi,  penentu kebijakan, penyedia produk dan jasa di bidang perlindungan tanaman, Penyuluh, POPT, Mantri Tani/KCD, petani dan masyarakat umum.
Dalam  Pekan Peramalan OPT digelar beberapa kegiatan, antara lain : seminar dan sarasehan, yang tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi dan isu terkini yang berkaitan dengan bidang perlindungan tanaman sekaligus menguatkan sambung rasa diantara kita; pameran di lapangan dengan tujuan agar petani dan petugas dapat melihat secara langsung pemanfaatan teknologi perlindungan; pameran Indoor untuk memperlihat produk, dan sarana produksi yang dapat dipilih oleh para petani untuk meningkatkan produksi di lahan usahataninya, Pelatihan Pengamatan, Peramalan, dan Pengendalian OPT serta pelatihan singkat  tentang  pemanfaatan/perbanyakan  Agens Hayati dalam rangka pemberdayaan petani dan petugas.
Para narasumber yang menyampaikan makalahnya dalam seminar berasal dari Badan Litbang Pertanian, Institut Pertanian Bogor (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Himpunan Masyarakat Pestisida Nasional (HMPN) yang diwakili oleh PT Biotis Agrindo maupun dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.  
Pada tanya jawab dengan audien, pada umumnya pertanyaan audian mengarah kepada kehawatiran motto “ Karawang Sebagai Lumbung Padi Jawa Barat dan pemasok Stok Pangan Nasional” akan pudar. Hal ini berdasar kepada makin sempitnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan dari sawah menjadi perumahan dan kawasan industri.
Acara ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh Drs. Ujang Rahmat, M.M.
 
Pemukulan Gong oleh Wamentan pada saat pembukaan Pekan Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tanaman Pangan (Poto : Koleksiku/Ttg).